6 Wanita yang Mendapat Gelar Pahlawan Indonesia
Gelar Pahlawan merupakan penghargaan yang diberikan kepada setiap tokoh yang telah berjasa besar bagi Indonesia. Gelar tersebut juga merupakan tanda pengabdian atas tindakan keberanian yang tidak takut mengorbankan nyawanya.
Tidak hanya laki-laki yang menjadi pahlawan, Indonesia juga memiliki sederet pahlawan wanita yang luar biasa.
Berikut adalah 7 pahlawan wanita Indonesia pertama yang menerima gelar pahlawan nasional.
Cut Nyak Dien
Shutterstock/Prachaya Roekdeethaweesab
Cut Nyak Dien adalah seorang pahlawan wanita Indonesia dengan gerakan kemerdekaan Aceh. Cut Nyak Dien tampil sebagai sosok yang masih menyemangati rakyat Aceh saat terjadi perlawanan melawan Belanda. Ia beberapa kali menyerang Belanda sebelum akhirnya ditangkap.
Ia meninggal pada 6 November 1908 karena usia tua dan sering sakit. Cut Nyak Dien adalah wanita pertama yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 2 Mei 1964 dengan Surat Keputusan No. 106 Tahun 1964.
Cut Meutia
Source: Tirto.ID
Cut Meutia adalah salah satu pahlawan wanita Indonesia asal Aceh yang berjuang untuk mengusir Belanda. Dia sering berkelahi di dalam dan di luar hutan dengan suaminya. Keberanian Cut Meutia sering membuat khawatir teman-temannya dan meminta Cut Meutia untuk memohon ampun kepada Belanda.
Namun tawaran itu langsung ditolak karena ia bertekad untuk bertarung sampai mati. Ia memimpin pasukannya menggunakan senjata rencong dan pedang. Dia banyak berperang, sampai dia mati di medan perang.
Cut Meutia kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas jasanya pada tanggal 2 Mei 1964 dengan Surat Keputusan No. 107 Tahun 1964.
R.A Kartini
Source: Liputan6.com
R.A. Kartini adalah pahlawan wanita Indonesia asal Jepara yang berjuang di tanah air melalui didikan perempuan. Kartini berorientasi untuk membangun sekolah bagi perempuan karena saat itu pendidikan formal bagi perempuan dianggap masih tabu.
Kartini membangun sekolah di bawah naungan Vereeniging Bataviasche Kartinischool. Sekolah ini selalu menerima anak-anak kurang mampu. Atas jasa-jasanya, Kartini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 2 Mei 1964 dengan Surat Keputusan No. 108 Tahun 1964.
Raden Dewi Sartika
Source: Liputan6.com
Raden Dewi Sartika adalah pahlawan asal Cicalengka. Perjuangan Dewi Sartika dilakukan melalui proses pendidikan. Dia membangun Sekolah khusus Perempuan karena dia ingin mendidik anak perempuan dan mengangkat martabat perempuan.
Di sekolah perempuan itu, siswa diajarkan beberapa mata pelajaran, seperti menulis, berhitung, dan membaca. Dewi Sartika dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 7 Oktober 1966 dengan Surat Keputusan No. 252 Tahun 1966.
Martha Cristhina Tiahahu
Source: VOI
Martha Cristhina Tiahahu adalah pahlawan wanita kelahiran 1800. Dia tidak hanya pergi berperang, tetapi dia juga secara teratur mendorong wanita untuk membantu pria dalam setiap pertempuran.
Martha Cristhina Tiahahu dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969 dengan nomor SK 012/TK/1969.
Maria Walanda Maramis
Source: Islam Ramah
Maria Walanda Maramis atau nama asli Maria Josephine Catherine Maramis adalah pahlawan wanita Indonesia dari Sulawesi Utara. Dia mengajar menyulam, membuat kue, dan memasak untuk wanita di lingkungannya.
Dia kemudian mendirikan Cinta Ibu untuk anak-anak mereka dan membuka sekolah untuk perempuan. Sekolah menerima perempuan pribumi dari berbagai latar belakang. Dia tidak hanya berjuang melalui pendidikan tetapi cukup blak-blakan untuk kesetaraan gender.
Maria Walanda Maramis wafat pada tanggal 22 April dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional secara anumerta pada tanggal 20 Mei 1969 dengan Surat Keputusan No. 012/TK/1969.
Jadi itulah beberapa pahlawan wanita Indonesia yang turut ikut serta dalam kemerdekaan Indonesia.