Gibran Sebar Bantuan Banjir, Banjir Dukungan dan Sorotan di Kampung Melayu
Wakil Presiden RI, Gibran Sebar Bantuan Banjir di Jakarta Timur
Di tengah kesibukan politik nasional pasca-pilkada, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan aksi nyata di lapangan. Ia terlihat blusukan ke Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Kamis (28/11/2024), untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir. Kehadirannya menarik perhatian publik, memunculkan apresiasi sekaligus perdebatan di media sosial.
Membantu di Tengah Bencana
Banjir yang melanda Kampung Melayu adalah dampak dari luapan Kali Ciliwung akibat hujan deras semalam. Sebanyak 16 RT terendam air hingga mencapai 2,5 meter. Ratusan warga, termasuk sekitar 400 kepala keluarga, terpaksa mengungsi ke SDN Kampung Melayu 02. Di tengah situasi yang memprihatinkan ini, kehadiran Wakil Presiden membawa secercah harapan.
Dengan mengenakan pakaian kasual, Gibran membagikan paket bantuan bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran". Paket tersebut berisi kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, teh, biskuit, serta susu kotak untuk anak-anak. Selain itu, beberapa warga juga menerima barang tambahan seperti kasur dan selimut untuk digunakan di pengungsian.
Bagi Juriah, seorang ibu rumah tangga yang terdampak banjir, bantuan itu sangat membantu di tengah kondisi sulit. “Isinya banyak, alhamdulillah, sangat membantu,” ungkap Juriah. Ia juga bercerita tentang momen haru saat bisa mencium tangan Gibran, meskipun tak sempat berfoto karena ponselnya sedang dipegang oleh ibunya.
Warga lanjut usia seperti Sopiah (76) juga merasakan kebahagiaan yang sama. Sopiah mengaku senang bisa melihat langsung Wakil Presiden dan bahkan sempat mengajukan permintaan khusus. “Saya tadi minta kursi roda, senang sekali bisa bertemu langsung,” ujarnya.
Respon Beragam di Media Sosial
Aksi Gibran sebar bantuan banjir ini dengan cepat menjadi viral di media sosial. Foto-foto dan video kegiatan tersebut diunggah oleh berbagai akun, memancing banyak tanggapan dari netizen. Sebagian besar warga memuji langkah Gibran yang terjun langsung ke lapangan untuk membantu korban banjir.
Namun, di tengah pujian, muncul juga perbandingan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Beberapa warganet mencatat perbedaan antara gaya bantuan Gibran dan Anies. Ketika Anies menjabat, ia mencantumkan sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam setiap bantuan yang disalurkan.
“Pak Anies selalu transparan. Semua bantuan atas nama rakyat, bukan individu,” tulis akun X @BosPurwa. Kritik juga diarahkan kepada Gibran yang dianggap memanfaatkan bantuan untuk memperkuat citra pribadinya.
Sebaliknya, ada juga netizen yang mendukung aksi Gibran, menyebut langkahnya menunjukkan keberpihakan kepada rakyat kecil.
“Yang penting bantuannya sampai ke masyarakat. Tidak semua pemimpin mau turun langsung seperti ini,” tulis salah satu pengguna media sosial.
Dampak Positif di Lapangan
Terlepas dari perdebatan di dunia maya, bagi warga Kampung Melayu, aksi ini adalah bantuan nyata yang meringankan beban mereka. Ketua RT 13 RW 04, Sanusi, mengakui bahwa meskipun kunjungan Gibran berlangsung singkat, bantuannya tetap bermanfaat. “Anak-anak tadi banyak dapat susu dan alat tulis, warga juga merasa diperhatikan,” ujar Sanusi.
Desi (15), seorang pelajar SMPN 26, menjadi salah satu penerima bantuan. Ia mengaku kaget dan senang bisa bertemu langsung dengan Wakil Presiden. “Banget, senang banget. Baru pertama kali lihat langsung. Dapat alat tulis dan nasi kotak,” ujarnya dengan antusias.
Namun, ada pula warga yang merasa interaksi dengan Gibran terlalu terbatas. Hamdan (45), warga Kebon Pala, menyebut bahwa kunjungan tersebut berlangsung sangat cepat sehingga ia tidak sempat menyampaikan apa pun kepada Wapres. “Cuma sempat foto-foto saja, ramai sekali jadi kurang jelas pembicaraannya,” ujarnya
Musim hujan selalu menjadi ancaman bagi warga Jakarta, khususnya mereka yang tinggal di sekitar aliran sungai seperti Kali Ciliwung. Luapan air yang mencapai ketinggian 2,5 meter pada dini hari Kamis itu menjadi peringatan serius bagi pemerintah.
Sanusi berharap ada solusi jangka panjang untuk mencegah banjir kembali terjadi. “Banjir seperti ini sudah biasa di sini. Tapi kami harap ada perhatian lebih agar ke depannya tidak terulang,” ujarnya.
Di sisi lain, kehadiran Gibran memberikan harapan bagi warga bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada urusan politik semata. Meski singkat, aksinya menjadi simbol bahwa pemimpin yang turun langsung ke lapangan masih bisa memberikan dampak positif.