Megawati Kecewa! Merasa Pilkada Serentak 2024 Banyak Kejanggalan
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri angkat bicara mengenai Pilkada Serentak 2024. Megawati mengatakan kecewa dengan penyelenggaraan Pilkada 2024 yang dinilai banyak kejanggalan atau kecurangan.
Ia menyinggung persoalan kedaulatan rakyat yang dimanipulasi oleh kekuasaan serta akan mengambil langkah keadilan untuk kecurigaan yang dirasakannya.
Tangkap Layar Pernyataan Megawati Tentang Pilkada Serentak 2024 di Kanal Youtube Resmi PDI-P/Foto: Freepik
Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) baru saja menyampaikan pernyataannya terkait Pilkada Serentak 2024. Dalam video yang diunggah di kanal Youtube resmi PDI-P, Megawati mengungkapkan kekecewaannya dengan penyelenggaraan Pilkada 2024 yang dinilai banyak kejanggalan atau kecurangan.
Ia menyinggung persoalan kedaulatan rakyat yang dimanipulasi oleh kekuasaan. Menurutnya, pilkada adalah cermin peradaban bangsa. Dalam pilkada ini, dia mengaku selalu menyerukan ungkapan Vox Populi Vox Dei yang artinya Suara Rakyat adalah Suara Tuhan.
“Ungkapan bijak ini menegaskan, betapa berbahayanya sekiranya pemilu hanya dijadikan alat kekuasaan,” kata Megawati,
Ia kemudian mengatakan bahwa Indonesia merdeka merupakan semangat pembebasan dari berbagai bentuk penjajahan. Dengan begitu, rakyat Indonesia seharusnya memiliki kedaulatan untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapatnya secara bebas sesuai hati nuraninya.
Amanat tersebut yang ia jalankan pada Pilpres 2004. Menurutnya, Pilpres 2004 dikenal sebagai pemilu paling demokratis tanpa campur tangan kekuasaan.
“Dalam pemilu itu rakyat sungguh berdaulat, lalu mengapa kedaulatan rakyat itu kini dimanipulasi hanya karena kekuasaan?” ucap Megawati.
Ia pun mengkhawatirkan hal tersebut akan terus berjalan di kemudian hari dan mempertanyakan di mana hak, keadilan, dan kedaulatan rakyat Indonesia.
Demokrasi Terancam Mati Karena Ada Kekuatan Menghalalkan Segala Cara
Megawati juga mengatakan bahwa demokrasi saat ini terancam mati akibat adanya kekuatan yang menghalalkan segala cara.
“Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara,” ujar Megawati.
Hal tersebut, menurutnya tampak di beberapa wilayah, seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara. Di Jawa Tengah, misalnya, ia mendapatkan laporan masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral.
“Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral bisa dipidanakan,” tuturnya.
Megawati juga menambahkan bahwa Jawa Tengah bukan hanya sebagai "kandang banteng", namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme.
“Saya melihat energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan dan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan,” ungkap dia, dilansir dari kanal YouTube PDI-P, Rabu (27/11/2024).
“Namun, dalam situasi ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, maka yang terjadi adalah pembungkaman,” sambungnya. Ia menilai, kejadian dalam pilkada saat ini sudah di luar batas-batas kepatutan etika, moral, dan hari nurani.
Oleh karenanya, Megawati berpesan kepada seluruh seluruh simpatisan, anggota, dan kader PDI-P, serta rakyat Indonesia agar jangan pernah takut untuk menyuarakan kebenaran.
Akan Mengambil Langkah Keadilan
Berkaitan dengan hal itu, setidaknya Megawati mengungkapkan lima langkah yang bakal dilakukan. Pertama, ungkap dia, yakni menjaga dan mengamankan setiap suara rakyat dengan sebaik-baiknya.
Kedua, mengumpulkan setiap bukti intimidasi aparatur negara, terutama juga politik uang, ketidaknetralan penjabat kepala daerah, dan tekanan yang diberikan kepada kepala desa. Kemudian, Megawati mengajak untuk mengumpulkan berbagai bukti yang menunjukkan mobilisasi bansos yang dilakukan secara masif dan praktik-praktiknya.
“Keempat, kumpulkan berbagai fakta pengadangan, seperti yang terjadi di daerah Banten yang menyebabkan ketidakadilan,” tuturnya. Dan yang terakhir, Megawati mengajak untuk terus menggalang kekuatan rakyat agar berani dalam menyuarakan kebenaran.