Update Terbaru! Genjatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Terancam Batal

Update Terbaru! Genjatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Terancam Batal
Gencatan senjata Israel dan Hamas di Gaza terancam batal. Terungkap bahwa kabinet Israel masih akan memberikan suara pada Jumat (17/1/2025) mengenai kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera.
Dua anggota kabinet telah menyuarakan penentangan terhadap gencatan senjata. Di mana Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir mengancam keluar dari pemerintahan jika menyetujui kesepakatan.
Israel Menuding Hamas Mengingkari Perjanjian
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hamas mengingkari beberapa rincian kesepakatan gencatan senjata, sehingga menunda persetujuannya oleh pemerintah Israel.
"Hamas mengingkari beberapa bagian kesepakatan yang dicapai dengan para mediator dan Israel dalam upaya memeras konsesi di menit-menit terakhir," ungkap pernyataan Netanyahu.
Dia menjelaskan, "Kabinet Israel tidak akan bersidang sampai para mediator memberi tahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen kesepakatan."
Israel Serang Gaza Usai Kesepakatan Genjatan Senjata
Pelayat membawa jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel menjelang gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Kota Gaza 16 Januari 2025. Israel melakukan serangan besar-besaran terhadap warga Gaza menjelang kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang mulai berlaku pada hari Minggu 19 Januari.
Hamas mengatakan serangan terbaru Israel kemarin di Gaza menewaskan 80 orang dan melukai ratusan lainnya. Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, memperingatkan bahwa serangan Israel itu telah membahayakan nyawa para sandera sendiri.
Menurut Hamas mereka yang akan dibebaskan berdasarkan kesepakatan bisa tewas. "Dapat mengubah kebebasan mereka... menjadi tragedi," tegasnya.
Menteri Israel Ancam Keluar Kabinet Jika Genjatan Senjata Disetujui
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, yang berhaluan sayap kanan mengatakan bahwa ia dan rekan-rekan partainya akan keluar kabinet jika gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera disetujui. Namun, mereka tidak akan meninggalkan koalisi yang berkuasa di negara itu.
"Jika perjanjian yang tidak bertanggung jawab ini disetujui dan dilaksanakan, partai Jewish Power tidak akan menjadi bagian dari pemerintahan dan akan meninggalkannya," katanya pada konferensi pers sambil tetap membuka kemungkinan untuk balik arah jika gencatan senjata gagal seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2024)
"Jika perang melawan Hamas berlanjut, dengan intensitas, untuk mencapai tujuan perang yang belum tercapai, kami akan kembali ke pemerintahan."
Amerika Yakin Genjatan Senjata Tetap Lanjut
Kabinet Israel dijadwalkan bertemu hari ini untuk memberikan suara mengenai kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza, menurut seorang pejabat Israel. Amerika Serikat (AS) yakin kesepakatan gencatan senjata di Gaza berlanjut.
Ketika para menteri mempertimbangkan apakah akan menyetujui kesepakatan yang rapuh tersebut, serangan baru Israel menewaskan puluhan orang, kata penyelamat Gaza pada Kamis (16/1), dan militer Israel melaporkan telah menyerang sekitar 50 target di seluruh wilayah tersebut selama sehari terakhir.
Gencatan senjata, yang diumumkan oleh mediator Qatar dan Amerika Serikat pada Rabu (15/1), akan dimulai pada Minggu (19/1)dan melibatkan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, setelah itu persyaratan untuk mengakhiri perang secara permanen akan dirampungkan.
Perjanjian Genjatan Senjata Diharapkan Menghentikan Perang
Perjanjian gencatan senjata diharapkan dapat menghentikan perang yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan, dengan para mediator mengatakan bahwa perjanjian ini melibatkan tiga tahap.
Pada tahap pertama, gencatan senjata akan dimulai pada Minggu (19/1) dan 33 sandera akan ditukar dengan 1.000 tahanan Palestina selama 42 hari, sementara bantuan untuk Jalur Gaza yang hancur akan meningkat.