Usulan Work From Anywhere (WFA) Jelang Nyepi dan Idulfitri 2025 untuk Atasi Lonjakan Mudik

Usulan Work From Anywhere (WFA) Jelang Nyepi dan Idulfitri 2025 untuk Atasi Lonjakan Mudik
Jakarta – Pemerintah sedang menggodok wacana kebijakan Work From Anywhere (WFA) menjelang Hari Raya Nyepi dan Idulfitri 2025. Langkah ini digagas untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik yang diperkirakan mencapai puncaknya pada akhir Maret. Usulan ini menjadi salah satu terobosan yang diharapkan dapat mengurai kepadatan transportasi di masa libur panjang.
Menteri Perhubungan, Dudy Puwagandhy, mengungkapkan bahwa kebijakan WFA dirancang untuk memanfaatkan teknologi dan fleksibilitas kerja yang sudah mulai diterapkan di berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Dalam keterangan resminya, Dudy menyebutkan bahwa WFA direncanakan berlangsung mulai 24 hingga 27 Maret 2025, beberapa hari sebelum libur Nyepi pada 28 Maret dan Idulfitri pada 31 Maret.
"Dengan penerapan WFA, kami berharap beban arus mudik tidak terkonsentrasi hanya pada tiga hari menjelang Idulfitri. Ini bisa membantu masyarakat merencanakan perjalanan dengan lebih fleksibel dan nyaman," ujar Dudy, Rabu (22/1/2025).
Dukungan Teknologi dan Survei Industri
Dudy menjelaskan, kebijakan ini tidak hanya relevan untuk sektor birokrasi, tetapi juga bisa diadopsi oleh sektor pendidikan dan beberapa industri lainnya yang memungkinkan pekerjaan dilakukan secara daring. Sebagai perbandingan, Dudy mencontohkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) yang telah sukses menerapkan pola kerja fleksibel, termasuk WFA hingga 60 persen.
Namun, ia juga menekankan bahwa tidak semua sektor bisa menerapkan kebijakan ini. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana melakukan survei untuk mengidentifikasi industri-industri yang memungkinkan adopsi WFA secara efektif. "Kami akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait agar kebijakan ini dapat mendukung kelancaran arus mudik dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat," tambahnya.
Perspektif Kementerian Agama: Pentingnya Silaturahmi
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyambut positif wacana ini. Menurutnya, kebijakan WFA dapat memberikan masyarakat kesempatan untuk memanfaatkan libur panjang dengan optimal, termasuk untuk mudik dan bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman.
"Prinsipnya, kami mendukung karena ini demi kebaikan bersama. Silaturahmi ke kampung halaman tidak hanya soal tradisi, tetapi juga cara untuk memperkuat hubungan keluarga dan menyegarkan semangat," ujar Nasaruddin.
Ia juga menambahkan bahwa mudik bukan hanya tradisi Idulfitri, tetapi momen penting untuk berziarah dan bertemu orang tua yang jarang dilakukan di hari biasa. "Ini adalah bentuk kebahagiaan yang sejalan dengan nilai-nilai agama, di mana hubungan dengan keluarga dan orang terdekat harus dijaga," sambungnya.
Harapan untuk Libur yang Lebih Nyaman
Wacana penerapan WFA menjelang Nyepi dan Idulfitri 2025 diharapkan dapat memberikan solusi nyata bagi permasalahan tahunan, yaitu kemacetan dan kepadatan transportasi saat mudik. Dengan pola kerja yang fleksibel, masyarakat dapat merencanakan perjalanan mudik secara bertahap, sehingga mengurangi tekanan pada infrastruktur transportasi di hari-hari puncak.
Kebijakan ini juga dianggap sebagai langkah strategis untuk memanfaatkan kemajuan teknologi di era digital. Selain itu, masyarakat yang bekerja dari mana saja diharapkan dapat tetap produktif sembari menikmati waktu bersama keluarga.
Jika wacana ini terealisasi, bukan hanya masyarakat yang diuntungkan, tetapi juga pemerintah dalam mengelola arus mudik dan transportasi secara lebih efektif. "Kami optimis kebijakan ini dapat memberikan pengalaman mudik yang lebih baik bagi masyarakat, sekaligus mendukung kelancaran perayaan Hari Raya," tutup Dudy.